Perkuat Moderasi Beragama, UNESA Mempresentasikan Best Practice dalam Forum Nasional

Moderasi beragama adalah konsep yang menekankan pentingnya sikap toleran, adil, dan seimbang dalam beragama. Hal ini merupakan upaya untuk mencegah ekstremisme dan mempromosikan kerukunan serta perdamaian di tengah masyarakat yang majemuk. Implementasi moderasi beragama di lingkungan perguruan tinggi sangat penting untuk membentuk generasi muda yang memiliki pemahaman agama yang inklusif dan moderat.
Keseriusan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dalam mengimplementasikan moderasi beragama menjadi role model bagi kampus lain, sebagaimana dipresentasikan pada Lokakarya dan Seminar Nasional Penguatan Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Agama pada 17-19 Juli 2024 di Jakarta dan dihadiri oleh perwakilan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
UNESA mengirimkan dua delegasi, yaitu Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, M.Ag., (Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis) dan Rojil Nugroho Bayu Aji, S.Hum., M.A., (Kasubdit Ideologi, Moderasi Beragama, dan Bela Negara). Dalam sesi presentasinya, Prof. Dr. Mutimmatul Faidah menjelaskan bahwa langkah konkret UNESA dalam membumikan nilai moderasi beragama diwujudkan melalui lima pilar utama.
"Salah satu dari kelima pilar utama tersebut ialah political will dari pimpinan yang menjadi kekuatan utama dalam implementasi moderasi beragama. Hal ini mencakup kebijakan yang mendukung adanya Direktorat khusus yang mengawal pelaksanaan program, serta alokasi anggaran yang memadai," ujar Prof. Dr. Mutimmatul Faidah. Kebijakan ini bergerak di ranah pendidikan dan pembelajaran, yakni dengan memasukkan nilai-nilai moderasi dalam kurikulum, mendorong penelitian bertema moderasi, serta mengadakan program pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan.
Lebih lanjut, Prof. Dr. Mutimmatul Faidah menekankan bahwa mahasiswa adalah ujung tombak keberhasilan program moderasi beragama di UNESA. Berbagai program dan komunitas mahasiswa dibentuk untuk mendukung nilai-nilai moderasi, seperti komunitas Mahasiswa Penggerak Moderasi Beragama. Selain itu, dosen dan tenaga pendidikan (tendik) juga dilibatkan dalam strategi peningkatan kapasitas SDM yang berwawasan moderasi beragama.
“Kami juga memastikan bahwa setiap dosen dan tendik memiliki pemahaman yang mendalam tentang moderasi beragama melalui berbagai pelatihan dan workshop. Dengan demikian, mereka dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mengajarkan nilai-nilai ini kepada mahasiswa,” tambahnya.

UNESA menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat memainkan peran strategis dalam mempromosikan moderasi beragama. Keseriusan dan komitmen yang ditunjukkan oleh UNESA diharapkan dapat menginspirasi kampus-kampus lain untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam membangun lingkungan akademik yang inklusif dan toleran.
UNESA dengan langkah-langkah konkret yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan dukungan kebijakan yang tepat dan partisipasi aktif dari seluruh civitas akademika, moderasi beragama dapat diimplementasikan dengan baik dan berdampak positif bagi masyarakat luas. Dengan semangat yang sama, perguruan tinggi di Indonesia diharapkan dapat terus bergerak maju, membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki sikap toleran, adil, dan seimbang dalam menjalankan kehidupan beragama.
Share It On: