Surabaya – Pada tanggal 1 November 2024, komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga (PPRK) MUI Jawa Timur bekerja sama dengan Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis (PPIS) UNESA menggelar acara Akademi Digital Lansia bertajuk “Bersama Bugar Digital" di Auditorium Lantai 9 Rektorat Kampus 2 UNESA, Lidah Wetan. Acara ini dihadiri oleh 110 peserta terdiri dari para ibu dan lansia yang tergabung dalam Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNESA, atau dikenal dengan julukan Srikandi Kampus Rumah Para Juara. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keamanan digital para lansia, sekaligus menjaga kesehatan fisik dan mental mereka dalam menghadapi era digital yang serba cepat.
Ketua PPRK MUI Jawa Timur, Udji Asiyah, membuka acara dengan memberikan wawasan tentang pentingnya kewaspadaan digital bagi para lansia. Menurutnya, para lansia seringkali menjadi sasaran empuk penipuan, terutama dalam ranah digital atau online. Oleh karena itu, lansia perlu meningkatkan kesadaran dan memahami pintu masuk dan motif segala bentuk kejahatan di dunia maya.
Direktur PPIS UNESA, Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, M.Ag., turut memberikan sambutan. Ia menekankan pentingnya acara ini sebagai bekal bagi lansia agar tidak mudah menjadi korban penipuan digital. “Di era serba digital ini, kepekaan dan kecerdasan terhadap dunia digital sangat penting. Kegiatan ini penting untuk kita semua, terutama para lansia, agar terhindar dari segala macam kejahatan digital,” ungkapnya. Beliau menekankan bahwa risiko kejahatan di dunia maya terus meningkat, sehingga diperlukan pemahaman yang baik akan ancaman-ancaman ini.
Selain diskusi interaktif, kegiatan "Akademi Digital Lansia" ini juga diisi penyampaian materi yang dipaparkan oleh fasilitator berpengalaman dari MUI Jawa Timur dan UNESA. Materi yang disampaikan dirancang khusus untuk para lansia agar lebih siap menghadapi tantangan di dunia digital serta memiliki kecakapan yang relevan dan praktis.
Beberapa topik yang dipaparkan antara lain adalah konsep "Lansia Berbudi," yang menekankan pentingnya sikap bijak dalam merespons informasi di era digital. Para fasilitator memberikan panduan untuk menghadapi tantangan digital dan menjelaskan langkah-langkah pencegahan terhadap penipuan online, dengan metode Wakuncar—singkatan dari Waspada, Kunjungi, dan Cari. Dalam metode ini, lansia diajak untuk senantiasa waspada, memeriksa kebenaran informasi dari sumber terpercaya, dan menghindari keputusan tergesa-gesa.
Selain itu, terdapat materi mengenai "Langkah Melawan Hoax" dengan formula ABCD, yang merupakan kependekan dari Amati, Baca, Cari, dan Diskusikan. Fasilitator menjelaskan bahwa metode ini dapat membantu lansia dalam menyaring informasi secara kritis, sehingga tidak mudah terjebak oleh berita bohong.
Topik "Lansia Berbudi saat Pemilu" juga diangkat dalam acara ini, memberikan wawasan mengenai pentingnya menemukan informasi valid terkait pemilu dan mengenali berita hoax seputar pemilihan umum. Dalam materi ini, peserta diperkenalkan dengan pendekatan Mengindra Hoax, yang meliputi kontrol diri terhadap emosi, analisis isi informasi, dan pengecekan fakta sebelum berbagi berita.
Para peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi, aktif berdiskusi, dan bertanya kepada fasilitator. Adanya forum diskusi ini membuka ruang bagi para lansia DWP UNESA untuk saling berbagi pengalaman dan mendapatkan panduan praktis, sehingga mereka menjadi lebih siap dan terlindungi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang kian pesat. Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kecakapan digital dan ketahanan diri para lansia dalam menghadapi berbagai risiko kejahatan dan miss information di era digital yang semakin kompleks.
Share It On: