Direktorat PPIS Beri Pembekalan Antikekerasan dan Kesehatan Mental untuk Dosen Tetap UNESA 2025

Pembekalan dan penyerahan tugas bagi Dosen Tetap Non-PNS (DTN) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Tahun 2025 resmi digelar pada Selasa, 8 April 2025. Bertempat di lantai 11 Gedung Rektorat UNESA, acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas serta sebanyak 128 peserta DTN yang siap menjalankan tugas akademik dan pengabdian di lingkungan UNESA.
Mengawali masa tugas para dosen baru, Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis (PPIS) UNESA, Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, M.Ag., hadir memberikan pembekalan penting tentang wawasan antikekerasan dan kesehatan mental di lingkungan pendidikan tinggi. Dalam paparannya, Mutimmatul tidak hanya menekankan pentingnya peran dosen sebagai pendidik dan panutan, tetapi juga memotret sejumlah tantangan nyata yang terjadi di kampus.
Selama periode Januari hingga Maret 2025, Direktorat PPIS mencatat adanya laporan kasus kekerasan dan persoalan kesehatan mental yang melibatkan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Fakta ini menunjukkan bahwa isu kekerasan dan kesehatan mental bukan hanya menjadi perhatian mahasiswa, tetapi juga penting dipahami dan direspons oleh seluruh elemen kampus, termasuk dosen sebagai salah satu aktor utama dalam proses pendidikan.
Mutimmatul menggarisbawahi pentingnya menjalankan pengabdian dengan hati serta bekerja secara ikhlas, keras, cerdas, dan mawas. Ia menegaskan bahwa kerja yang mawas mengharuskan setiap individu untuk selalu terikat pada aturan yang berlaku, memahami peran secara utuh, dan menjaga relasi profesional yang sehat.

Dalam semangat UNESA sebagai kampus sehat, aman, dan inklusif, seluruh sivitas akademika, termasuk para dosen baru, didorong untuk menjadi bagian dari upaya pencegahan dan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan. Tidak hanya itu, mereka juga diajak membangun budaya kampus yang menjunjung tinggi relasi yang saling asah, asih, dan asuh demi menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan manusiawi.
Pembekalan ini menjadi awal penting bagi para dosen baru dalam memahami tanggung jawab profesinya, sekaligus sebagai bentuk komitmen UNESA dalam menciptakan ruang akademik yang bebas kekerasan dan mendukung kesehatan mental seluruh warganya.
Share It On: